Sebuah firman Allah menamparku, "Janganlah kamu seorang wanita melemah lembutkan suara sehingga berkeinginanlah orang (lelaki) yang ada penyakit di dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzab : 32)Aku takut jika karena tulisanku membuatmu teringat ingat hingga melupakan Allah dan lalai terhadap-Nya. Bagaimana aku mempertanggung jawabkannya? sementara jelas belum ada kehalalan di antara kita. Kau mungkin berfikir, ini tulisan bukan perkataan. Tapi sungguh setiap yang di tulis adalah kata kata yang tidak bersuara tapi bunyinya terdengar di hatimu.
Mungkin memang harus ada jarak jauh yang sengaja Allah ciptakan agar dua insan menikmati indahnya sebuah pertemuan. Harus ada rindu yang menyiksa kedua individu agar mereka tak mudah jemu jika akhirnya bersatu. Kita memang harus menyiksa diri masing masing, dengan menganggap satu sama lain sebagai orang asing.
Panggilan Popay yang berubah menjadi Tuan tidak lantas merubah kepemilikanmu atas hatiku yang berhasil kau taklukan. Namun kini, keduanya harus di hapuskan, di lupakan, di ikhlaskan. Karena percaya yang terbaik telah Allah rencanakan. Selamat datang hati yang baru, Allah senantiasa bersamamu.
Saya pun menghela nafas, ikhlas selalu menjadi muara terbaik Mba :)
BalasHapus