Untuk seseorang yang aku Tuankan. Lenyap sudah lambaian tanganmu di ujung jalan. Menyisakan sesak tak tertahan, Pun getir yang perlahan mulai ku telan.

Perpisahan ini, kau buat alur ceritanya sedemikian rupa. Terlalu sempurna! Sempurna sekali! hingga tak satupun jejakmu yang bisa ku ikuti.

Hampir saja aku mati tercabik rasa sepi! Menjelma menjadi potongan bait berpuisi. "Semoga dapat pengganti yang jauh lebih baik." katamu. kau picik.

kau pikir kau hebat dengan memberiku segala, lalu meninggalkanku setelah aku mulai menerima. Jangan main main dengan hidupku Tuan. Jatuhku pada Cinta tidak semudah yang kau kira.

Maka kembali lah. Aku menunggumu persis di tempat dimana Engkau berpamitan. Tuan, Sakitku adalah rindumu maka obatku adalah hadirmu. tiada lain tiada bukan.