Aku tengah menyibukkan diri agar lupa jika pernah menanti. Mencoba menghilangkan jejak mu dari memori. Aku tidak ingin menangisi ini, tapi airmata tetap memaksa jatuh di pipi. Melupakan? tidak! kita bahkan sama sekali tidak punya apa itu yang di sebut dengan kenangan, jadi tidak ada yang perlu di paksa untuk di hapuskan.

Kita hanya kumpulan 2 orang yang pernah dekat sekelebat, Aku yang akhirnya mencintaimu dengan cinta yang pekat dan kamu yang memilih pergi setelah melukaiku tanpa meninggalkan obat. Tuan, telah ku coba tapi aku tidak punya cara untuk menutupi segala kesedihan. Berdiri di situ! Aku hanya ingin engkau menyaksikanku menangis karenamu. Tidak perlu menyentuh dan jangan berkata apa apa. Tetap dalam jarak yang sudah aku tentukan batasnya.

Hanya yang perlu kau ingat Tuan, sebelum ini berakhir adalah.... air mata ini jatuh dari mata yang dahulu sering kali berbinar tatkala menceritakan semua tentangmu tapi kali ini aku benar benar membencimu.