Kamu benar dalam beberapa hal, Tuan. Bahwa sebaiknya perasaan perasaan yang tidak perlu tidak usah di tanam, tidak usah di rawat, tidak perlu di jaga apalagi di biarkan bekembang begitu saja. Tuan,mulai saat ini Engkau benar benar aku lepaskan.Selamat menikmati kebebasanmu, jangan lupa doakan aku supaya aku menjadi perempuan yang lebih kuat yang bisa dengan tega membunuh setiap perasaan yang hadir kepada mu. Tuan, akan ku ikat erat setiap kesakitan karena mencinta juga setiap luka karena merindu yang terlalu. Akan ku habisi mereka semua tanpa tersisa. Untuk kemudian ku persembahkan Cinta yang Agung pada Tuhan semata.
Tuan, akan ku cabik semua mimpiku tetangmu. Agar Tuhan leluasa melukis Mimpinya untukku. kau takut pada Tuhanmu bukan? Aku juga. sejatinya Tuhan kita sama, yang akan memberikan hukuman yang sama pada pelanggar aturannya. Baiklah, mari kita sama sama mengikhlaskan. Jatuh dalam cinta membuat kita harus sama sama menghindar. Dan kali ini, aku putuskkan. Bagiku, Engkau bukan siapa siapa lagi. Sosokmu sudah kehilangan arti. Sudah bukan lagi tokoh utama yang wajib aku tulis dalam puisi.
Dengan segala kesadaran aku ucapkan, Selamat tinggal Tuan kesayangan. mari menikmati ke arah mana Tuhan ingin kita berjalan tanpa harus melawan. karena aku telah memutuskan menyerahkan diri!