Bukan Sekedar Cemburu

Diposting oleh Label: Cerbung, About Me, Quotes, Poetry di
Aku adalah wanita yang aktif di media sosial, hingga kemudian kebiasaan itu terbawa walaupun sudah menjadi ibu rumah tangga. Suatu pagi, si cinta duduk di kursi teras membaca koran hariannya, sementara aku lesehan di tepi lantai dengan bunga tamanku yang baru mekar. Cekrek cekrek, aku mengambil posisi yang bagus. Kamera atas dikit biar terlihat lebih tirus. Sejenak melihat si cinta, dia hanya tersenyum kala mata kami saling menyapa.

Aku teruskan kegiatanku dengan ponselku, ku edit sedikit foto ku yang menurutku perlu. Ketika tinggal satu proses lagi yatu menekan tombol uploade, tiba tiba secepatnya ponselku di rampas.
"eehh. kenapa sayang?" tanyaku
"Jangan uploade fotomu ukhty, cantikmu hanya untukku saja." jawabnya.
"Tapi kan jilbabku sudah syar'i, emang gak boleh?"
"Tolong hentikan kebiasaanmu. Jangan buat aku cemburu." mukanya mendadak berubah. Ponselku masih di pegangnya kuat kuat sambil melanjutkan membaca koran. aku bergegas ke dapur membuatkan teh manis serta membawakan beberapa cemilan. Membujuk suamiku agar tidak marah berkepanjangan.
Beberapa hari kemudian, Saat suamiku pulang kerja. Tiba tiba dia menangis.
"Assalamu'alaikum." salamnya yang langsung menangis memelukku yang sedang duduk nonton tivi di sofa. langsung ku matikan tontonanku karena kaget takut terjadi apa apa pada kesayangan.
"kenapa suamiku?" aku memelankan suaraku sambil mengusap punggungnya. sejenak ia melepaskan pelukannya dan menatapku dengan airmata bercucuran.
"Bukan kah sudah  ku bilang, jangan uploade fotomu. Lihatlah kau sudah menjadi sumber fitnah. Begitu banyak ikhwan lain yang memujimu di komentar. tidakkah kau malu sayangku? sebegitu tega engkau akan suami mu ini? Ada yang lebih berat dari perasaan cemburu, yaitu pertanggung jawabanku pada Allah atas kelakuanmu." suamiku menjelaskan dengan terisak.
"Tapi yang aku uploade itu bercadar, sayang."
 "Wanita sekalipun di bungkus bagaimana rupa. Ia tetap menjadi sumber Fitnah, begitulah Allah mengistimewakannya. Aku ada untuk melindungi itu semua, menjaga mu. Kau masih saja tidak mau menurut?" Ia semakin sesegukan. Sementara aku terdiam. Aku turun ke teras dan langsung mencium tangannya.
"Allahi sayang, aku tidak bermaksud demikian. Engkau penuntun syurgaku, ladang pahalaku. Maukah memaafkan khilafku, aku berjanji sesekali takkan ulangi. Aku tidak mau murka mu jadi murka Illahi Rabbi." airmataku mengalir menetes di atas telapak tangannya. Ia memintaku duduk kembali di sofa dan kembali memelukku.
"Alhamdulillah perhiasanku, permataku, intanku. Allah hanya mengumpamakanku seperti tembaga di banding Engkau yang laksana mutiara. Aku hanya perajurit biasa yang di tugaskan melindungi mu tuan puteri. Bahkan dari dosa doa kecil yang tak kau sadari." tutupnya dengan mengusap jilbab yang tersemat dikepalaku.

11 komentar:

  1. Hmm..untuk intropeksi diri...
    Suka selfie sih...tapi malu utk upload..
    Thank tulisannya pengingat diri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang nulis yang paling kesindir. Pengingat diri sebenernya

      Hapus
  2. Aaaaa kok aku cemburu. Bisakah nnti imamku juga seperti itu???

    BalasHapus
  3. Aaaaa kok aku cemburu. Bisakah nnti imamku juga seperti itu???

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga cemburu mbak april.. semoga bisa.. aamiin..

      Hapus
  4. saya masih suka selfi. hiksss...

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah dr dulu tdk suka selfi..
    (Tp suka difotoin org lain)
    #Hiks tertampar banget deh sm tulisan ini.

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah dr dulu tdk suka selfi..
    (Tp suka difotoin org lain)
    #Hiks tertampar banget deh sm tulisan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. #Hiks tertampar banget deh sm tulisan ini.


      sama mbak..^_^

      Hapus
  7. ini kisah ny mbak ecas? :")
    alhamdulillah bs nambah wawasan lagi ^^
    syukran mbak

    BalasHapus

Back to Top